Throw back to 2011
2 Juni 2020
Kira-kira tepat 9 tahun yang lalu aku merasakan hal yang sama dengan apa yang kurasakan hari ini. 9 tahun yang lalu menjadi salah satu momen paling menyedihkan dalam hidupku, 9 tahun yang lalu adalah kejadian yang membuat ku merasa insecure hingga saat kelulusan SMP, 9 tahun yang lalu andai jika aku tetap ada di sana mungkin aku merasakan terpuruk jatuh sedalam-dalamnya, 9 tahun yang lalu kejadian yang selamanya takkan terlupakan dan ketika memori tentang itu hampir hilang ia muncul lagi sebagai sebuah kenangan menyakitkan namun dengan subjek yang berbeda.
Sedih rasanya jika harus mengingat kejadian itu. Kejadian yang susah sekali aku hilangkan dari pikiranku selama bertahun-tahun. Tetapi jika kita ingat lagi, harusnya aku bersyukur akan kejadian itu. Karena berkat kejadian itu, aku belajar untuk membuktikan pada dunia bahwa aku mampu, aku bisa, aku berhak, bahkan lebih berhak dibanding yang lain untuk mendapatkan tempat yang terbaik di sana.
Aku adalah anak kecil biasa saat itu, ayah ibuku bukanlah seorang pejabat yang punya kewenangan atas sesuatu. Saat kejadian sedih itu terjadi, mereka (orangtuaku) mendidikku agar berlapang dada menerima semua kehendak Allah. Merekapun berusaha mencari cara agar aku tetap mendapatkan yang terbaik. Beberapa hari memang aku masih suka menangis dan merasa menjadi orang yang tak layak dan sia-sia. Namun, berkat Allah yang diutus melalui tangan lembut nan bersih orangtua, akhirnya perlahan aku mulai dapat mrnerima semua ketetapan Allah. Maha suci Allah, aku pun dapat menjalankan kehidupan pribadi ku secara normal kembali.
Aku teringat sebuah kalimat Sri Ningsih dalam novel Tentang Kamu karya Tere Liye,
"Aku takkan menangis karena sesuatu telah berakhir, tapi aku akan tersenyum karena sesuatu telah terjadi".
Dan kalimat itu benar-benar ajaib! Aku sudah merasakannya sekarang.
Terima kasih atas segala kejadian yang telah kau berikan kepada ku, duhai Allah. Kaulah yang mengetahui apa yang ada di lubuk hati hambamu, Kaulah Tuhan semesta alam.
Kira-kira tepat 9 tahun yang lalu aku merasakan hal yang sama dengan apa yang kurasakan hari ini. 9 tahun yang lalu menjadi salah satu momen paling menyedihkan dalam hidupku, 9 tahun yang lalu adalah kejadian yang membuat ku merasa insecure hingga saat kelulusan SMP, 9 tahun yang lalu andai jika aku tetap ada di sana mungkin aku merasakan terpuruk jatuh sedalam-dalamnya, 9 tahun yang lalu kejadian yang selamanya takkan terlupakan dan ketika memori tentang itu hampir hilang ia muncul lagi sebagai sebuah kenangan menyakitkan namun dengan subjek yang berbeda.
Sedih rasanya jika harus mengingat kejadian itu. Kejadian yang susah sekali aku hilangkan dari pikiranku selama bertahun-tahun. Tetapi jika kita ingat lagi, harusnya aku bersyukur akan kejadian itu. Karena berkat kejadian itu, aku belajar untuk membuktikan pada dunia bahwa aku mampu, aku bisa, aku berhak, bahkan lebih berhak dibanding yang lain untuk mendapatkan tempat yang terbaik di sana.
Aku adalah anak kecil biasa saat itu, ayah ibuku bukanlah seorang pejabat yang punya kewenangan atas sesuatu. Saat kejadian sedih itu terjadi, mereka (orangtuaku) mendidikku agar berlapang dada menerima semua kehendak Allah. Merekapun berusaha mencari cara agar aku tetap mendapatkan yang terbaik. Beberapa hari memang aku masih suka menangis dan merasa menjadi orang yang tak layak dan sia-sia. Namun, berkat Allah yang diutus melalui tangan lembut nan bersih orangtua, akhirnya perlahan aku mulai dapat mrnerima semua ketetapan Allah. Maha suci Allah, aku pun dapat menjalankan kehidupan pribadi ku secara normal kembali.
Aku teringat sebuah kalimat Sri Ningsih dalam novel Tentang Kamu karya Tere Liye,
"Aku takkan menangis karena sesuatu telah berakhir, tapi aku akan tersenyum karena sesuatu telah terjadi".
Dan kalimat itu benar-benar ajaib! Aku sudah merasakannya sekarang.
Terima kasih atas segala kejadian yang telah kau berikan kepada ku, duhai Allah. Kaulah yang mengetahui apa yang ada di lubuk hati hambamu, Kaulah Tuhan semesta alam.
Komentar
Posting Komentar